Orang Jawa bilang "olahraga lak gak keringeten wi gak afdhol, gak keringeten yo gak olahraga jenenge"
Nah, statement di atas nggak salah sih.. Tapi kurang tepat saja, enggak segitunya kali ya :)
Nah, statement di atas nggak salah sih.. Tapi kurang tepat saja, enggak segitunya kali ya :)
Ukuran tercapainya target olahraga bukan berkeringat, tapi teraihnya denyut jantung optimal. Setelah napas memburu, degup jantung melaju, itu ukuran berolahraga yang sudah memberikan hasil (aerobics). Darah sudah mengangkut banyak oksigen untuk sel tubuh. Apapun jenis olahraganya, berjalan kaki tergopoh-gopoh sekalipun, asalkan memberikan percapaian denyut jantung optimal, target aerobics sudah tercapai.
Sekali lagi, keringat bukan ukuran
tercapainya aerobics. Tergantung umur, percapaian aerobics dihitung dengan
rumus 60 persen dari (220-umur) denyut nadi. Pertahankan denyut nadi aerobics
selama bergiat. Lakukan sekitar 40-50 menit setiap hari. Satu hari jeda untuk
pemulihan fisik (recovery). Untuk itu boleh memilih gerak badan apa saja. Namun
untuk para umur di atas 40 tahun, sebaiknya tidak lagi jogging, apalagi
berlari, melaikan berjalan kaki tergopoh-gopoh (brisk walking). Kalau selama
melakukan brisk walking sudah mengalami kesukaran dalam berbicara, itu tanda
aerobics mungkin sudah teraih, atau belum teraih, namun ada masalah dengan
jantung, dan atau paru-paru. Maka, jangan dilanjutkan. Begitu pula jika terasa
nyeri dada dan sesak nafas, kegiatan aktivitas fisik harus segera dihentikan.
Hela nafas panjang dan dalam. Bagi yang mengidap gangguan tulang belakang, lebih tepat memilih
untuk berenang
0 comments:
Post a Comment